Fanfiction : Aishiteru (chap1)

Dari postingan sebelumnya, gue udah janji mau posting fanfic baru gue, kan? Nah, ini gue posting. Tapi chap 1 dulu. Chap 2 masih dalam tahap penyelesaian…

(Kenapa gue pake gambar si Young Saeng? Soalnya cast utamanya dia)

Title : Aishiteru

Genre : Romance (??)

Rating : T / PG-15

Disclaimer : I do not own the characters, pictures, and places. I just have the plot of this story.

Oh, iya. Gue mau ngingetin kalo fanfic gue ini ADALAH SEBUAH FANFIC YAOI!!!

Jadi… DON’T LIKE DON’T READ!!! (itu gue udah pake capslock! Pokoknya gue udah kasih peringatan!)

ENJOY!

Aishiteru

Young Saeng POV

Malam ini aku kembali tidak bisa tidur. Sama seperti kemarin, dan malam-malam sebelumnya selama nyaris 2 minggu terakhir ini. Entahlah. Aku tidak tahu mengapa setiap malam aku tak bisa tidur. Apa karena aku sekarang terkena insomnia? Mungkin saja. Atau… Apa karena suasana kamar yang aku tempati sekarang berbeda dengan kamarku di rumahku sendiri?

Ah… Sepertinya memang karena itu. Ya, sepertinya karena suasana kamar ini yang begitu berbeda dengan kamarku dulu, aku menjadi sulit tidur. Sejak aku mengalami kejadian itu aku menempati kamar ini, tinggal di rumah yang terlalu besar untukku ini. Bersama 2 orang temanku…

Flashback

“Min Ho, bisakah kau meyetir sedikit lebih pelan lagi?” ucapku dari jok belakang kepada temanku yang sedang menyetir.

“Hei, aku hanya menyetir dengan kecepatan 80 km/jam. Apa itu masih terlalu cepat?” balas temanku yang bernama Min Ho tadi balik bertanya.

Aku hanya memutar mataku dan melipat tanganku di dada. “Jika kau bertanya padaku, maka jawabannya adalah ‘Ya’”

“Young Saeng, sudahlah. Percuma kau bicara kepada Min Ho tentang kecepatan mobil yang baik dan benar” ucap seorang temanku lagi lalu tersenyum geli. “Kalian berdua memiliki pendapat yang berbeda tentang kecepatan mobil”

“Tapi setidaknya dia mendengarkan perkataanku. Dia tidak pernah menggubris apa yang kuucapkan tentang masalah ini, kau tahu?” balasku.

“Aku mendengarkan perkataanmu, Young Saeng” ucap Min Ho.

“Oh, ya? Kalau begitu kenapa mobil ini masih melaju terlalu cepat?”

“Kecepatan seperti ini sudah cukup pelan”

“Sudah cukup pelan katamu?”

“Oh, ayolah! Apa kau mau aku menyetir dengan kecepatan 40 km/jam?”

“Tidak. Tetapi setidaknya turunkan sedikit lagi kecepatan mobilmu”

“Sang Bum, apakah kau bisa menutup mulut teman kita di belakang itu? Aku tidak bisa berkonsentrasi menyetir mendengar ocehannya!”

Seorang temanku yang dipanggil Sang Bum itu hanya tersenyum menahan tawa. “Kalian ini, selalu saja bertengkar masalah kecepatan mobil. Bisakah kalian menghentikan pertengkaran kecil ini?”

“Ya, jika Min Ho mau mendengarkanku dan menurunkan kecepatan mobilnya” ucapku sedikit meledek. Sedangkan Min Ho hanya mencibir dan bergumam tidak jelas.

Aku tidak mempermasalahkan tentang kecepatan mobil lagi. Kulihat pemandangan di luar. Hanya jurang dan hutan. Saat ini kami memang sedang melewati jalan yang dikelilingi hutan-hutan dan jurang.

Aku memperhatikan lagi. Aneh. Daritadi tidak ada mobil atau kendaraan lain yang lewat. Padahal biasanya jalan ini cukup ramai karena merupakan jalan utama yang menghubungkan kota-kota. Ah, sudahlah. Mungkin karena hari sudah nyaris gelap.

Apa? Nyaris gelap? Jangan sampai…

“MIN HO!!! AWAS!!!”

CKIITT…

SREK…

BRUAKK!!

Dan semuanya menjadi gelap dalam penglihatanku…

Flashback End

Jika mengingat kejadian itu lagi, aku merasa bodoh. Aku lupa mengingatkan teman-temanku kalau hari sudah nyaris gelap. Jalan itu memang tidak boleh dilewati saat hari sudah mulai gelap hingga keesokan paginya. Karena kebodohanku sendiri, kami tinggal bersama orang yang tidak kami kenal, di rumah yang tidak pernah kami ketahui, dan di suatu tempat yang tidak kami ketahui juga.

Aku hanya tersenyum getir sambil menatap langit-langit kamar. Memang, saat aku membuka mataku setelah kecelakaan itu aku telah ada di sini, bersama kedua temanku. Diselamatkan seorang pria yang tidak kami kenal. Yang tinggal di rumah sebesar ini hanya dengan pelayan-pelayannya. Pria itu bernama…

“Apa kau belum tidur?”

Aku menoleh ke arah pintu kamar dan mendapati pria itu sedang berdiri di sana dengan sikap angkuh, seperti biasa. “Aku tidak bisa tidur” jawabku sedikit tersenyum, dan entah kenapa aku juga sedikit gugup.

Pria itu hanya tersenyum tipis. “Cepatlah tidur. Ini sudah nyaris tengah malam”

Aku merasakan wajahku sedikit memerah. “Ya. Terima kasih sudah mengingatkanku… Kyu Jong”

Pria itu terdiam sebentar. “Tidak masalah. Selamat malam… Dan cepatlah tidur” pria yang dipanggil Kyu Jong itu lalu menutup pintu kamar.

Benar. Pria yang menyelamatkan kami semua bernama Kyu Jong. Pria yang baik dan… cukup tampan sebenarnya, tetapi sikapnya yang sedikit angkuh dan dingin itu menutupi semua itu.

Tunggu! Apa yang kupikirkan tadi? Apakah aku tadi memuji Kyu Jong?

Tidak masuk akal! Kenapa aku bisa berpikir seperti itu? Apa aku menyukai Kyu Jong? Hei! Aku ini masih normal!! Bagaimana mungkin aku bisa menyukai seorang pria? Tapi, kenapa terkadang aku sedikit gugup jika bertatapan mata dengannya?

Aku menguap. Yah, sepertinya aku memang harus tidur. Ini sudah cukup malam. Kubaringkan tubuhku di atas kasur lalu memejamkan mataku. Melupakan pikiranku tadi.

End Young Saeng POV

Kyu Jong POV

Kulihat jam di meja samping tempat tidurku. Pukul 11.43 malam. Kenapa aku terbangun tengah malam begini? Kuputuskan untuk mengambil air minum di dapur. Mungkin setelah itu aku dapat tidur.

Benar saja, setelah minum segelas air aku mulai mengantuk. Saat aku melewati kamar yang ditempati Young Saeng dan 2 orang temannya, aku merasa ingin melihatnya. Ya, sekedar melihat apakah dia sudah tidur atau belum.

Kubuka pintu kamarnya dengan pelan. Ternyata Young Saeng memang belum tidur. Dia tampak sedang memikirkan sesuatu. Kucoba bertanya padanya.

“Apa kau belum tidur?” tanyaku dengan sikap seperti biasa. Kulihat Young Saeng cukup kaget dan menoleh ke arahku.

“Aku tidak bisa tidur” jawabnya dengan sedikit tersenyum. Senyum yang sangat kusukai darinya.

Eh? Apa yang kupikirkan tadi?

Kutepis pikiranku tadi dan berbicara dengan sedikit senyum juga. “Cepatlah tidur. Ini sudah nyaris tengah malam”

Kulihat wajahnya sedikit memerah. “Ya. Terima kasih sudah mengingatkanku… Kyu Jong”

Ya, Tuhan! Aku benar-benar suka saat dia menyebut namaku! Benar-benar suara yang…

Hei!! Kenapa aku berpikir seperti itu?!

“Tidak masalah. Selamat malam… Dan cepatlah tidur” ucapku menutup pembicaraan singkat ini lalu menutup pintu kamarnya.

Saat aku sudah berada di kamarku, aku merasakan jantungku berdegup kencang. Ada apa denganku? Kenapa perasaanku menjadi tidak karuan begini? Apa aku menyukainya?

Tidak mungkin!! Bagaimana mungkin aku menyukai seorang pria? Tidak masuk akal. Tapi, jika aku tidak menyukainya, mengapa perasaanku menjadi begini?

Sudahlah. Aku memutuskan untuk melupakannya dan tidur.

End Kyu Jong POV

Young Saeng membuka matanya dan mengerjap-ngerjapkannya. Dia bangkit dan berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya yang belum utuh karena baru saja bangun tidur.

“Kau sudah bangun, Young Saeng?” tanya Sang Bum yang berada di tempat tidurnya.

Young Saeng menoleh dan mengangguk. “Di mana Min Ho?” tanyanya saat mendapati tempat tidur Min Ho kosong.

“Dia baru saja keluar untuk mengambil air minum katanya” jawab Sang Bum. “Aku heran, bagaimana mungkin dia sudah bisa berjalan padahal luka-lukanya belum sembuh total”

Setelah kecelakaan itu mereka bertiga memang mengalami luka yang cukup parah. Bahkan Sang Bum dan Young Saeng belum bisa berjalan tanpa bantuan.

“Tentu saja dia sudah bisa berjalan. Dia tidak mengalami luka yang parah” ucap Young Saeng, sedikit meledek mungkin.

“Apa kepala menghantam kaca mobil dan patah tulang di pergelangan tangan itu tidak cukup parah dan hanya sekedar luka kecil?” tanya Min Ho yang sudah kembali dan membawa segelas air.

“Ya, setidaknya tidak seperti aku dan Young Saeng” balas Sang Bum.

“Aku setuju. Kita mengalami luka yang lebih parah darimu, Min Ho!” sahut Young Saeng. “Apakah kaki patah tulang, sedikit gegar otak, leher nyaris patah dan tidak bangun selama 5 hari itu tidak lebih parah dari lukamu, Min Ho?” lanjutnya.

“Aku tahu” jawab Min Ho. “Dan, Sang Bum. Tidak perlu kau bicara. Aku tahu lukamu itu. Kau mengalami pendarahan parah hingga harus mendapatkan transfusi darah, kaki terkena pecahan kaca, tangan tersayat, tulang lengan lepas dan nyaris mengalami kebutaan itu juga lebih parah dariku” sambung Min Ho ketika dilihatnya Sang Bum sudah akan membuka suara. Sedangkan orang yang dimaksud hanya tersenyum geli.

“Aku juga kehilangan 2 kuku jari kakiku. Kau ingat?” Sang Bum menambahkan.

“Nah, kau mengerti sekarang, Min Ho?” tanya Young Saeng.

“Ya, ya. Aku mengerti” ucap Min Ho sambil meletakkan gelasnya yang sudah kosong dan berbaring di kasur.

Sesaat kemudian, pintu kamar terbuka dan masuklah Kyu Jong ke dalam ruangan itu dengan sikap angkuh dan dinginnya.

“Bagaimana? Apa kalian sudah lebih baik?” tanyanya sambil duduk di salah satu kursi yang ada di kamar itu.

“Ya, setidaknya Min Ho sudah dapat berjalan-jalan seperti biasa” jawab Young Saeng acuh tanpa menatap Kyu Jong. Tidak sadar bahwa ucapannya itu membuat Min Ho sedikit tersindir.

Kyu Jong hanya tersenyum. “Bagaimana dengan kau dan Sang Bum?” lanjutnya sambil melihat ke arah Sang Bum.

“Kami masih belum dapat berjalan tanpa bantuan. Untuk luka yang lain, sepertinya sudah jauh lebih baik” jawab Sang Bum.

Kyu Jong menghela nafas. “Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu” ucapnya lalu beranjak pergi dari kamar itu. Tetapi langkahnya terhenti saat ia mendengar seseorang memanggilnya.

“Tunggu!” panggil Min Ho.

“Ya?” sahut Kyu Jong.

“Kira-kira, kapan kami dapat pulang?”

“Jika luka kalian sudah sembuh”

“Tetapi, tidak bisakah kami kembali sekarang? Luka kami sudah lebih baik”

“Apa kau mau pulang dengan keadaan masih terluka seperti itu? Aku tidak keberatan. Tetapi, aku tidak bisa menolong lagi jika terjadi apa-apa dengan kalian sewaktu dalam perjalanan”

Min Ho terdiam. Ia lalu berkata, “Baiklah. Terima kasih”

Kyu Jong tersenyum dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu. Dia mengingat lagi bagaimana dia bisa menyelamatkan mereka bertiga.

Flashback

Saat itu Kyu Jong sedang berjalan di hutan sekitar rumahnya. Dia sudah mengenal hutan itu sejak ia kecil. Hutan tempatnya bermain sejak dulu.

Sebenarnya orang tua Kyu Jong cukup kaya dan memiliki suatu perusahaan di kota, tetapi entah karena alasan apa mereka membangun sebuah rumah di pedalaman seperti ini. Rumah yang mereka bangun saat ini ditempati oleh Kyu Jong yang memang tidak terlalu suka tinggal di kota-kota besar.

Kyu Jong yang sedang berjalan kembali ke rumahnya mendengar suara seperti benda yang terjatuh dengan keras. Ia yang penasaran bergegas menghampiri asal suara itu bersama beberapa orang pelayannya yang juga mendengar suara tadi.

Ternyata asal suara tadi berasal dari sebuah mobil yang jatuh ke jurang. Dan saat ini mobil itu jatuh tepat di depan Kyu Jong. Beberapa pelayannya berusaha untuk menyelamatkan penumpang mobil naas itu. Dan penumpang mobil itu adalah Young Saeng dan teman-temannya.

Kyu Jong yang sebenarnya sudah memutuskan untuk pergi dari tempat itu mengurungkan niatnya saat ia melihat seorang pria di jok belakang mobil itu. Ia merasa ada sesuatu di dalam dirinya yang memaksanya untuk menyelamatkan pria itu. Pria yang sepertinya mengalami luka yang parah.

Kyu Jong mendekati pria itu. Jantungnya berdegup kencang. Kenapa?

Ia melihat wajah pria itu. Benar-benar wajah yang cukup manis untuk ukuran seorang pria, pikirnya. Sayang, wajah manis itu saat ini berlumuran darah. Kyu Jong bingung, apakah ia benar-benar harus menyelamatkan pria itu beserta teman-temannya?

Dan tenyata Kyu Jong benar-benar menyelamatkannya…

Flashback End

Kyu Jong tersenyum dan berpikir. Berpikir mengapa saat itu otaknya memaksanya untuk menyelamatkan Young Saeng? Apakah karena waktu itu Young Saeng sedang terluka parah dan terlihat tidak berdaya? Berarti karena rasa kasihankah?

Jika saat ia menyelamatkan Young Saeng hanya didasari rasa kasihan, apakah itu dapat menjelaskan mengapa Kyu Jong selalu merasa bahagia saat Young Saeng tersenyum, berbicara dan menyebut namanya?

Kalau itu bukanlah rasa kasihan, apakah itu yang disebut cinta? Berarti Kyu Jong mengalami cinta pada pandangan pertama terhadap Young Saeng? Terhadap orang asing yang baru ditemuinya. Dan orang itu adalah seorang pria! Yah, biarpun pria itu memiliki wajah yang cukup manis dan seperti wanita.

“Ck… Aku benar-benar bingung dengan perasaanku sendiri. Sebenarnya perasaanku terhadap Young Saeng itu apa?” ucap Kyu Jong sembari menatap langit biru melalui balkon kamarnya.

Kyu Jong POV

Bel rumahku berbunyi. Siapa yang bertamu ke rumahku? Bukankah tidak ada yang mengetahui… Maksudku hanya sedikit orang yang mengetahui rumahku. Kulirik jam. Pukul setengah lima sore. Sudah sesore ini pula.

Kubuka pintu rumahku. Dan ternyata temanku, Hyun Joong, yang datang kemari. Ah, sudah lama aku tidak melihatnya. Kusambut dia dengan senyum terbaikku.

“Halo, Kyu Jong! Bagaimana kabarmu?” tanyanya dengan ceria.

“Aku baik. Kau?”

“Ya. Begitulah…”

Hyun Joong adalah salah satu dari sedikit orang yang mengetahui letak rumahku yang terpencil ini. Dia adalah sahabat dekatku. Aku sering bercerita apapun padanya. Bahkan tentang 3 orang yang kuselamatkan itu.

“Tumben kau datang kemari. Ada apa?” tanyaku.

“Tidak. Aku hanya ingin mengunjungi sahabatku ini. Apakah itu tidak boleh?” jawab Hyun Joong sembari duduk di sofa ruang tamu.

“Bukan itu. Aku hanya heran, kau yang biasanya malas pergi jauh-jauh jika tidak ada hal yang mendesak, datang kemari hanya untuk mengunjungiku? Benar-benar mustahil” ucapku santai. “Katakan. Apa tujuanmu sebenarnya?”

Hyun Joong tersenyum misterius. “Ternyata kau memang tidak bisa kubohongi, Kyu Jong” ucapnya setelah beberapa saat.

“Aku sudah mengenalmu selama hampir 10 tahun, kau ingat, kawan?”

Hyun Joong menghela nafas. “Baiklah. Aku kemari karena penasaran dengan 3 orang yang kau selamatkan itu”

“Hanya itu?” aku ragu dengan jawabannya.

“Apakah menurutmu ada alasan lain?”

Aku mengangkat bahu. “Mungkin saja. Setahuku jika hanya karena alasan seperti itu, kau tidak akan datang jauh-jauh kemari”

Hyun Joong kembali tersenyum. “Ya. Sebenarnya aku juga ingin memastikan, apakah salah satu dari mereka adalah sepupuku yang sudah hilang selama ini”

“Bagaimana kau bisa yakin kalau salah satu dari mereka adalah sepupumu?”

Hyun Joong mengangkat bahu. “Insting mungkin”

Aku memandangnya tajam.

“Oh, baiklah! Menurut kabar yang terakhir kudengar, dia terakhir terlihat saat dalam perjalanan pulang bersama teman-temannya pada hari kecelakaan mobil yang kau ceritakan itu…” Hyun Joong menghela nafas sebentar. “… Dan dinyatakan hilang saat melewati jalan itu dan pada hari itu juga”

“Ya, mungkin saja salah satu dari mereka adalah sepupumu” ucapku sambil menatap wajah Hyun Joong.

“Jadi, di mana mereka bertiga?” tanyanya penasaran.

“Kenapa sepertinya kau begitu terburu-buru?”

“Aku hanya ingin cepat-cepat memastikan. Orang tuanya begitu mengkhawatirkannya, kau tahu?”

Aku menghela nafas. “Baiklah. Siapa nama sepupumu?”

“Min Ho. Lee Min Ho”

“Sepertinya sepupumu memang salah satu dari mereka”

“Maksudmu?” Hyun Joong memiringkan kepalanya. “Apakah salah satu dari mereka ada yang bernama Min Ho?”

“Ya” jawabku singkat.

Wajah Hyun Joong terlihat lega. “Baguslah kalau begitu. Dapatkah aku menemuinya sekarang?”

“Silahkan. Tidak ada yang melarangmu, Hyun Joong” aku menunjuk kamar tempat 3 orang itu. “Mereka ada di kamar itu. Ayo, kuantar kau” aku mengantar Hyun Joong menuju kamar itu.

End Kyu Jong POV

Min Ho POV

Aku berbaring di tempat tidurku. Memikirkan kapan kami bisa pulang. Aku benar-benar ingin pulang. Ya, bukannya aku ingin memaksa Sang Bum dan Young Saeng yang masih terluka untuk pulang. Tetapi aku mengkhawatirkan orang tuaku, serta adikku.

Ngomong-ngomong, bagaimana kabar mereka, ya? Apakah mereka mencariku? Apakah mereka mengkhawatirkanku? Siapa yang akan mengurus adikku saat orang tuaku bekerja?

Ah! Memikirkan itu semua benar-benar membuatku pusing!

Kulihat Sang Bum dan Young Saeng yang sedang membaca buku. Jujur, aku sebenarnya mengkhawatirkan mereka juga. Mereka yang masih terluka parah, bahkan belum sanggup berjalan. Apakah aku benar-benar harus pulang secepatnya? Kalau begitu, bagaimana dengan mereka berdua? Mereka belum sembuh.

Saat aku sedang sibuk berpikir. Kyu Jong masuk ke dalam kamar. Di belakangnya ada seseorang yang mengikutinya. Tunggu! Dia, kan…

“Hyun Joong-hyung!!”

Sang Bum dan Young Saeng yang kaget dengan teriakanku menoleh ke arah pintu. Mereka juga sama terkejutnya dengan aku. Dan sepertinya otak kami bertiga dipenuhi pertanyaan yang sama. Kenapa Hyun Joong-hyung bisa ada di sini dan menemukan kami?

“Hyun Joong-hyung, bagaimana kau bisa ada di sini?”

“Apakah ini benar kau?”

“Kyu Jong, kau tidak menculiknya dari rumahnya di kota, kan?”

“Buat apa aku melakukannya! Aku juga baru tahu kalau dia mengenal kalian!”

Hyun Joong-hyung tertawa melihat celotehan kami. “Sepertinya kalian sudah akrab, ya?”

Aku mengabaikan ucapannya tadi. “Hyun Joong-hyung, bagaimana kau bisa ada di sini? Dan, apakah kau mengenal Kyu Jong?” tanyaku.

“Sebenarnya Kyu Jong adalah temanku. Waktu dia menyelamatkan kalian, dia menceritakannya padaku. Aku yang berpikir mungkin kalian adalah orang yang aku kenal memutuskan untuk pergi ke sini” ucapnya sambil duduk di kursi. “Dan, salah satunya ternyata adalah sepupuku” lanjutnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Tunggu! Kau bilang tadi Kyu Jong menceritakannya padamu? Bagaimana caranya? Bukankah di sini tidak ada telepon?” tanya Sang Bum.

“Aku juga pergi ke kota, Sang Bum. Apakah kau pikir aku tinggal di sini sepanjang hari? Aku juga punya perusahaan di kota” jawab Kyu Jong.

“Bagaimana caranya kau pergi ke kota?”

“Tentu saja naik mobil! Kau pikir aku berjalan dari sini hingga ke kota?”

“Jadi di sini ada mobil! Kenapa kau tidak bilang kepada kami!”

“Jika kukatakan pada kalian, kalian pasti akan memaksa pulang menggunakan mobil. Padahal luka kalian belum sembuh. Aku yakin itu”

“Hei, yang memaksa untuk pulang bukan aku atau Sang Bum, tapi Min Ho”

“Sama saja”

“Sudahlah. Kenapa kalian malah berdebat tentang masalah kecil seperti ini?” Hyun Joong-hyung melerai.

“Itu karena dia yang memancingnya duluan” Sang Bum menjawab sambil menunjuk Kyu Jong dengan dagunya.

“Oh, ya?”

Hyun Joong-hyung tersenyum geli. “Apakah kalian sudah selesai?”

“Baiklah. Hyun Joong-hyung, sebenarnya ada apa kau kemari?” tanyaku.

Hyun Joong-hyung hanya tersenyum. “Aku datang untuk membawamu pulang, Min Ho”

“HAH!?”

To Be Continued…

Gimana? Gimana? Ancur, yak? Ihik… Yah, begitulah fanfic gagal gue… Yang baca wajib Review!!!

About Nath-Vicky

Seorang penulis labil dan galau yang (sekarang) hobi banget bikin cerita ber-genre Psikopatic ataupun Masochism. Memiliki imajinasi yang kelewat tinggi, jadinya sering ngelamun nggak jelas. Sering dibilang gila oleh orang-orang di sekeliling, karena emang sering ketawa-ketawa nggak jelas. Yah, intinya gue hanyalah seorang gadis biasa yang lagi menggalau (Nah, lho?)

Posted on Oktober 3, 2010, in Fanfiction and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink. 4 Komentar.

  1. critanya seru chingu…
    apalagi cast utamanya young saeng whuah makin seneng aku hehehe…

    qra2 chapter 2 na kpn keluar nich?? tar bakal di post di sinikan??

    ayo lanjutin chingu jng lama2 bikin pnasaran hehehe…^^

  2. whuah fanficnya seruuuuu kok..
    aku suka critanya ditambah cast utamanya suamiku young saeng oppa (digebukin TS hehehe..^^)

    ayo lanjutin chapter 2 nya….
    ditunggu loch…
    jng kelamaan hehehe…^^

Tinggalkan komentar